Buku 7 Habits of Highly Effective People pertama
kali terbit pada tahun 1989 ditulis oleh Stephen R. Covey.
Judul : The 7 Habits of Highly Effective People (7 Kebiasaan
Manusia Yang Sangat Efektif)
Terbitan Pertama : 15 Agustus
1989
Jumlah halaman : 381
Tanggal rilis : 1989
Assalamualaium Warahmatullahi Wabarakatuh, saya Neng Sri Nurlaelasari mahasiswa STIKes Sukabumi dari kelas 2A (semester 3). Kali ini
saya akan mengulas atau mereview buku
yang berjudul "The 7 habits of
highly effective people" yang ditulis oleh Stephen R. Covey dan memberikan
aplikasinya di kehidupan sehari-hari
maupun di lingkungan keperawatan yang bertujuan untuk memenuhi tugas Pendidikan
Moral dan Karakter yang di berikan oleh Dosen ibu Rani Indriani Kusumah,
S.Kom.,M.SI
Sebelumnya kalian pasti sudah pernah
membaca review ataupun sinopsis dari buku the 7 Habits of Highly Effective people
ini, baik dari instagram, facebook maupun blog. Saat di kelas dosen saya pernah
berkata “bahwa dengan membaca buku ini bisa merubah seseorang atau memperbaiki
diri seseorang bahkan bisa merubah paradigma seseorang atau cara pandang dalam
berprilaku”. Kali ini saya ingin membaginya bersama kalian dengan cara menulis
blog ini walaupun ini adalah tugas wajib yang di berikan dosen saya namun, saya
mengerjakan tugas review ini dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Pendidikan Moral dan Karakter serta membaginya bersama kalian. Tujuh kebiasaan
yang sangat efektif kelihatan sangat mudah untuk dimengerti, tetapi tidak mudah
dilaksanakan ataupun di aplikasikan oleh kita semua, namun setelah membaca atau
memahami 7 kebiasaan yang sangat efektif ini bisa memeberikan inspiras kepada kita
, serta bisa memperbaiki sikap dan prilaku dan bisa membuat hidup kita lebih
baik dan bermanfaat lagi.
7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif
1. Proaktif (Be Proactive: Principles of Personal Choice)
Ketika
kita menginginkan kesuksesan dalam karir, maka kita dituntut untuk proaktif
menentukan apa yang ingin dicapai, kemudian menyusun cara apa saja yang bisa
dilakukan agar tujuan tersebut dapat tercapai. Keinginan, cita-cita ataupun
tujuan yang ingin dicapai harus dibarengi dengan usaha, tidak bisa hanya diam
duduk manis menunggu datangnya kesuksesan, harus ada upaya-upaya proaktif yang
dilakukan agar sampai pada tujuan.
Orang
yang proaktif biasanya sangat mengenali yang namanya rasa tanggung jawab.
Mereka tidak menyalahkan keadaan, kondisi atau pengkondisian untuk perilaku
mereka. Perilaku mereka adalah produk dari pilihan sadar mereka, berdasarkan
nilai, dan bukan produk dari kondisi mereka.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari : Pada
saat ada masalah dengan teman kelas di kampus, kita pasti merasa sedih atau
kadang menyendiri di kelas dan tidak mau meminta maaf kepada teman kita. Orang proaktif
tidak akan berlarut –larut seperti itu tetapi akan mencari solusi dari masalah
dengan teman sekelasnya itu, agar mereka tidak bertengkar lagi di kelas dia tidak
akan diam saja tetapi akan mengambil inisiatif yaitu meminta maaf kepada temannya agar mereka tidak
musuhan atau bertengkar lagi.
Contoh
dalam Keperawatan : Pada
saat di rumah sakit seorang pasien lansia bab di celananya dan seluruh ruang
rawat inap menjadi bau. Maka seorang
perawat yang proaktif akan berpikir dan mengendalikan masalah tersebut. Dia pasti berinisiatif untuk membantu membersihkan bab pasien tersebut agar
tidak menganggu pasien yang lain dan
membantu memenuhi kebutuhan dasar pasien lansia tersebut untuk mempercepat
penyembuhan pasien serta perawat tersebut akan selalu bertanggung jawab atas tugas dan kewajibannya.
2. Merujuk Pada Tujuan Akhir (Begin with the End in Mind: Principles of Personal Vision)
Memulai sesuatu dengan hasil akhirnya dalam pikiran yang
maknanya ialah seseorang harus membayangkan apa tujuan akhir dari apa yang akan
mulai dilakukannya. Dengan begitu diharapkan dalam melakukan sesuatu, seseorang
akan merujuk pada tujuan akhir. Dalam menentukan tujuan yang ingin
dituju, kita akan memilah-milah langkah yang akan ditempuh, apakah langkah
tersebut akan membantu kita mencapai tujuan atau tidak. Jika tidak, sebaiknya
tinggalkan dan cari langkah atau perbuatan
yang lebih efektif untuk mencapai tujuan. Intinya dengan menentukan tujuan di
awal itu akan meminimalisasi langkah yang tidak perlu untuk mencapai tujuan.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari : Seorang
mahasiswa kedokteran bercita cita menjadi seorang dokter profesional. Maka dia
selalu belajar tentang anatomi, patofisiologi dan mengikuti seminar-seminar
yang bertema kesehatan maupun kedokteran yang bertujuan untuk menambah
pengetahuannya karena dia bercita-cita
menjadi seorang dokter yang profesional. Jadi apa yang kita lakukan haruslah
merujuk kepada tujuan akhir kita dan dalam merujuk ke tujuan akhir kita bisa
belajar sedikit demi sedikit apapun yang
berhubungan dengan tujuan akhir kita.
Contoh
dalam Keperawatan :
Apa
yang harus kita lakukan jika tujuan akhirnya adalah membuat pasien sembuh atau
mencegah kecacatan pada pasien ? nah kita sebagai perawat harus terus belajar
dan menganalisis apa yang di butuhkan pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar
pasien serta dalam memeberikan asuhan keerawatan kepada pasien untuk mencegah
kecacatan maupun untuk memepercepat kesembuhan pasien . Misalnya pasien yang
koma kita harus melakukan ROM atau latiham Mobilisasi kepada pasien untuk
mencegah kecacatan atau decubitus. Karena tujuan akhir kita adalah mencegah kecacatan.
3. Dahulukan Yang Utama (Put First Things First: Principles of Integrity & Execution)
Dahulukan yang utama. Hal ini berkaitan
dengan mengatur prioritas dalam hidup maupun manajemen waktu. Buatlah
daftar pekerjaan yang penting untuk dilakukan setiap minggunya, dan lakukan
review harian pada daftar tersebut. Selalu utamakan hal-hal yang paling penting
untuk dilakukan. Stephen Covey menyebutnya “batu-batu besar”. Bayangkan
sebuah ember, dimana ember adalah tempat kita menempatkan kegiatan, sedangkan
batu diasumsikan sebuah kegiatan. Ada batu-batu besar dan ada batu-batu kecil
atau kita menyebutnya kerikil. Untuk memenuhi ember dengan batu-batu tersebut
kita akan mengutamakan batu-batu besar untuk dimasukkan ke dalam ember terlebih
dahulu, kemudian mengisi ruang-ruang kosong dengan kerikil. Apabila kita
memasukkan kerikil terlebih dahulu, maka batu-batu besar tersebut kemungkinan
tidak bisa masuk ke dalam ember, mungkin saja bisa, tapi tidak bisa semua. dari
perumpamaan tersebut diatas, Stephen R. Covey menggambarkan bahwa kita harus
mementingkan yang menjadi prioritas terlebih dahulu. Prioritas adalah yang
memiliki dampak besar terhadap tujuan kita, yang menjadi target terdekat dan
bisa jadi berpengaruh bagi orang banyak.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari : Pastikan
untuk mengutamakan sesuatu yang sangat penting terlebih dahulu. Seperti saat
memiliki tugas di kampus, Ketika saya memiliki
tugas kuliah yang harus dikumpulkan hari senin dan tugas organisasi yang harus dikumpulkan hari
jumát. Manakah yang akan saya kerjakan terlebih dahulu ? jawabannya yaitu saya akan mengerjakan tugas yang paling
pertama harus di kumpulkan. Lihat waktu pengumpulan tugasnya, jika tugas kuliah
harus di kumpulkan lebih dulu di bandingkan tugas organisasi makan saya akan
mengerjakan tugas kuliah terlebih dahulu dibandingan tugas organisisi atau UKM
yang saya ikuti. Mengapa ? karena saya menganggap tugas yang perama harus
dikumpulkan lebih penting dibandingkan tugas yang harus di kumpulkan nanti. Setelah
tugas yang pertama selesai barulah kita kerjakan tugas yang selanjutnya.
Contoh
dalam Keperawatan :
Pada saat terjadi kecelakaan ada pasien
yang masuk ke UGD. Pasien yang pertama dengan luka luka ringan dan yang satu
lagi pasien dengan luka berat. Pada kasus ini perawat akan
menangani pasien yang luka berat terlebih dahulu karena kita sebagai perawat
harus menyelamatkan nyawa pasien dengan
luka berat di bandingkan dengan pasien yang hanya luka-luka ringan saja.
4. Berpikir Menang/Menang (Think Win/Win: Principles of
Mutual Benefit)
Pola
pikir menang-menang adalah pola pikir yang memperhatikan semua pihak. Tidak
hanya berpikir terhadap satu sisi ego, tapi memenangkan banyak ego. Kerangka
pikir menang-menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terus-menerus mencari
keuntungan bersama dalam semua interaksi manusia. Hal ini menunjukkan dengan
solusi menang/menang (win-win solution), semua pihak merasa senang dengan
keputusannya dan merasa terikat dengan rencana tindakannya. Menang/menang
melihat kehidupan sebagai arena yang kooperatif, bukan kompetitif.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari : Ketika kita akan makan bersama saudara kita dan kita memiliki perbedaan pendapat dalam menentukan restoran mana yang akan kita kunjungi. Maka kita harus berdiskusi dalam mencari solusi yang terbaik untu kita semua tanpa menimbulkan persepsi kamu menang saya kalah atau saya menang kamu kalah.
Contoh
dalam Keperawatan :
Saat
berkolaborasi dengan sesama perawat namun kita memiliki perbedaan pendapat
dalam pemberian tindakan asuhan keperawatan. Maka kita harys memikirkan menang menang untuk kesembuhan pasien yaitu dengan cara memilih atau mendiskusikan tindakan yang terbaik untuj kesembuhan pasien.
5. Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu, Baru Dimengerti (Seek First to Understand, Then to be Understood: Principles of Mutual Understanding)
Berusaha mengerti terlebih dahulu baru dimengerti.
Rasa empatik serta komunikasi yang baik sangat diperlukan dalam menghadapi
berbagai karakter yang mungkin ada .
Kebiasaan buruk kita adalah menginginkan untuk dimengerti oleh orang lain,
Berusaha mengerti terlebih dahulu merupakan perubahan paradigma yang sangat
mendalam. Kebiasaan berusaha mengerti terlebih dahulu juga berlaku di
lingkungan kerja, dengan rekan-rekan kerja. Sebelum kita melontarkan ide ke
dalam forum ada baiknya jika kita memahami ide-ide dan kepentingan rekan kita
yang lain. Jika kita terlatih dengan kebiasaan ini, kita akan merasa semua
orang akan dengan senang hati mendengarkan dan menerima kita.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari : Saat
temankita sedih kita harus menegerti dulu apa yang di inginkannya. Misalnya dia
ingin bercerita kepada kita, maka kita harus mendengarkannya dan memberikan
solusi kepadanya. Maka saat kita sedih teman kita akan melakukan hal yang sama
kepada kita.
Contoh
dalam Keperawatan :
Saat
menghadapi pasien, kita sebagai perawat harus mengerti apa yang di ingin kan
pasien, seperti dalam melakukan komunikasi teurapeutik dengan pasien kita harus
terbuka, tidak memotong pembicaraannya dan harus mendengarkan keluh kesah
pasien tersebut agar terjalinnya hubungan saling percaya. Setelah pasien trust
dengan kita, kita akan lebih mudah untuk memberikan penjelasan berupa saran
ataupun tindakan keperawatan kepada pasien yang bersifat teurapeutik, karena
pasien tersebut sudah percaya kepada kita.
6. Wujudkan Sinergi
(Synergize: Principles of Creative Cooperation)
mewujudkan
sinergi.
Faktor
kepercayaan serta kerja sama perlu ditambah dalam menjalani poin keenam ini.
Saran Stephen R. Covey untuk memiliki kebiasaan membangun sinergi didasarkan
pada pemahaman bahwa sangat penting untuk bekerja bersama tim dari berbagai
latar belakang secara harmonis. Latar belakang berbeda akan memberikan ide-ide
yang lebih beragam yang akan membuka jalan bagi solusi yang lebih kreatif dan
menguntungkan.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari : Dalam
mengerjakan tugas kita kelompok kita bisa berpikir bersama-sama dengan semua
anggota kelompok walaupun anggota kelompok kita adalah orang yang berbeda-beda
namun kita harus bekerja sama untuk menegerjakan sesuatu secara bersama-sama.
Contoh
dalam Keperawatan :
Saat
berada di rumah sakit kita bisa berkolaborasi dengan anggota tim kesehatan yang
lainnya seperti berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, maupun farmasi dll. Kita
sebagai perawat berkolaborasi dengan tim kesehatan yang lain bertujuan untuk
memeberian asuhan keperawatan kepada pasien agar mempercepat kesembuhan pasien.
7. Asahlah Gergaji (Sharpen the Saw: Principles of Balanced Self-Renewal)
asahlah
gergaji.
Maknanya,
dalam menjalani poin kebiasaan efektif, perlu disediakan waktu untuk berlatih
memperbaharui dasar-dasar yang dibutuhkan dalam menjalani kebiasaan
maupun eman poin kebiasaan lainnya tersebut. Ada empat dimensi pembaharuan yang
dapat diasah yaitu fisik, mental, spiritual, serta sosial/emosional. Dimensi
tersebut hendaknya diasah secara seimbang karena mengabaikan salah satunya
dapat memberi dampak buruk terhadap dimensi lainnya.
Kebiasaan
ini akan membantu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan kita. Stephen Covey
menggambarkan kebiasaan ini dengan ilustrasi seseorang yang sedang menggergaji
sebatang pohon besar. Berjam-jam ia menggergaji, tanpa ada kemajuan yang
berarti. Tapi ia terus saja menggergaji, tanpa berhenti, tanpa hasil, dan tanpa
menyadari bahwa gergajinya telah tumpul. Jika saja ia mengambil waktu untuk
mengasah gergajinya, tentunya ia akan lebih mudah dan cepat menebang pohon yang
sedang ia gergaji.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari : Menjadi mahasiswa
sangat berat terutama ketika banyaknya stressor yang membut kita mudah stress. Ketika
stress belajar atau mengerjakan banyak tugas dan ketika kita di berikan tugas oleh dosen namun tugas kita harus di perbaiki maka alangkah baiknya kita rehat dulu sejenak dan mempelajari lagi apa kesalahan kita serta belajar atau membaca buku yang berhubungan dengan tugas kita agar tugas kita bisa selesai dan isi tugasnya lebih baik lagi.
Contoh
dalam Keperawatan :
Pada
saat kita menjadi perawat akan muncul banyak tugas untuk membuat asuhan
keperawatan, tekanan dari atasan, maupun pasien yang unik dan membuat kita
tidak semangat ataupun merasa bosan. Dalam membuat asuhan keperawatan kita membuat kesalaha, maka saat istirahat kita beristirahat dulu dan belajar lagi mengenai buku nic noc untuk mengembalikan ingatan kita yang seribg lupa dan membuat asuhan keperawatan kita menjadi lebih baik lagi.
Dan
itulah review dari saya tentang buku The 7
Habits of Highly Effective People (7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif)
yang bisa merubah kehidupan seseorang, setelah membaca blog ini semoga para pembaca
bisa mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. Saya menyadari bahwa
penulisan review ini masih jauh dari kata sempurna karena itu saya meminta
kepada para pembaca untuk memeberikan kritik dan saran yang memebangun kepada saya
semoga bisa bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi pembaca blog saya, Terima kasih, Danke, Thank You,
Kamsahamnidha J